Friday, April 2, 2010

Siwak

Siwak adalah sebutan untuk ranting pohon yang digunakan untuk bersiwak, dan juga menunjukan perbuatan menggosok gigi dengan ranting tertentu atau dengan alat lain yang sejenis denganya, agar karang gigi dan kotorannya lenyap, agar mulut menjadi bersih dan pahala pun didapatkan.

Di antara faidah siwak yang dapat disebutkan secara singkat adalah demi kebersihan, kesehatan, menghilangkan bau mulut yang tidak sedap, agar mulut menjadi harum, untuk mendapatkan pahala dan mengikuti rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda, kalau tidak karena memberatkan umatku, tentu aku memerintahkan mereka bersiwak setiap kali hendak sholat.”

Makna Global :

Di antara kesempurnaan nasihat Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam, kecintaan beliau terhadap umatnya dan keinginan beliau agar mereka menghampiri setiap pintu kebaikan, yang manfaatnya juga kembali kepada diri mereka sendiri sehingga mereka mendapatkan kebahagiaan yang sempurna, ialah perintah beliau untuk bersiwak.

Karena beliau mengetahui banyaknya manfaat bersiwak, yang manfaatnya dirasakan di dunia dan di akhirat, maka hamper saja beliau mewajibkanya setiap kali hendak sholat. Tapi karena kesempurnaan rasa kasih saying beliau terhadap umatnya, maka beliau menjadi khawatir sendiri sekiranya Allah benar-benar mewajibkanya terhadap mereka, yang membuat mereka tidak mampu mengerjakanya, sehingga mereka pun berdosa.

Kesimpulan Hadits :

  1. Anjuran bersiwak karena keutamaanya, yang hampir mencapai derajad wajib dalam hal pahalanya.
  2. Penegasan untuk bersiwak ketika hendak sholat, mendekatkan diri kepada Allah, dalam keadaan sempurna dan bersih, untuk menampakan kemuliaan ibadah.” Ada yang berpendapat, perintah itu berkaitan dengan malaikat yang merasa terganggu oleh bau yang tidak sedap. Menurut ash-shan’any, rahasianya merupakan perpaduan diantara dua perkara ini, seperti yang disebutkan dalam riwayat muslim, dari hadits Jabir, “siapa yang makan bawang merah, bawang putih atau bawang bakung, maka janganlah sekali-kali mendekati masjid kami ini, karena para malaikat merasa terganggu sebagaimana anak adam yang terganggu karenanya.”
  3. Keutamaan wudhu’ dan sholat yang disertai dengan siwak sebelumnya.
  4. Tidak ada yang mencegah kewajiban siwak melainkan karena takut akan memberatkan pelaksanaanya.
  5. Kesempurnaan kasih saying Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam terhadap umatnya dan kekhawatiran beliau terhadap mereka.
  6. Syariat itu mudah dan tidak sulit serta tidak ada yang berat di dalamnya.
  7. Mengenyahkan kerusakan harus diprioritaskan daripada mendatangkan kemaslahatan

Ini merupakan kaidah bersifat umum yang sangat bermanfaat. Pembawa syariat yang bijaksana tidak mewajibkan siwak terhadap umat, meski didalamnya terkandung kemaslahatan yang besar, karena khawatir Allah akan mewajibkannya terhadap mereka, namun kemudian mereka tidak sanggup mengerjakannya sehingga merekapun mendapatkan dosa karena meninggalkan yang wajib itu.

sumber : kitab Taisirul 'alam syarh 'umdatul ahkam

0 komentar:

Post a Comment

Silakan Tinggalkan komentar yang berhubungan dengan materi. terima kasih telah berbagi...