Thursday, May 6, 2010

Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz Rahimahullah


Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat serta salam atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh para sahabat beliau.

Allah ta’ala berfirman :

“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah, lalu kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?” (QS. Ar-Radd : 41)

Atha’ -rahimahullah- berkata : “Makna ayat ini : “lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya”, adalah kematian para ulamanya”.

Ibnu Abdil Bar -rahimahullah- berkata : “Pendapat Atha’ dalam menafsirkan ayat ini sangat baik, para ulama menyepakatinya”.

Dan kematian seorang ahli ilmu (ulama) merupakan bencana bagi Islam dan lebih besar pengaruhnya bagi umat daripada ketiadaan pangan dan minuman yang menimpa mereka, karena umat membutuhkan ilmu setiap waktu, sedangkan pangan dan minuman hanya dibutuhkan sekali atau dua kali dalam sehari.

Dan kematian para ulama adalah sebab terangkatnya ilmu syariat, sebagaimana sabda Nabi :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِعِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu begitu saja dari manusia, akan tetapi Dia mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, hingga jika tidak tersisa lagi seorang ulama, manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya dan berfatwa tanpa ilmu, maka mereka pun sesat dan menyesatkan”. (HR. Bukhari dalam kitabul ilmi)

Ya Allah selamatkanlah agama kami yang merupakan pokok urusan kami …
Dan berilah kami pahala dari musibah yang menimpa kami, dan berilah ganti yang lebih baik darinya…amin

1. Nama, tempat dan tanggal lahir

Beliau seorang ahli hadits yang fakih, ulama terkemuka, ahli fatwa dan pemimpin para ulama. Nama lengkap beliau adalah Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah al-Baaz, nama kunyah/julukannya adalah Abu Abdillah. Beliau dilahirkan di kota Riyadh ibukota kerajaan Saudi Arabia pada 12 Dzulhijjah tahun 1330 H, dari kecil hingga lanjut usia beliau hidup di kota itu, dan tidak pernah keluar dari nya kecuali untuk menunaikan haji atau umrah.

Al-Imam Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baaz adalah salah seorang ulama yang masyhur dan seorang alim di Jazirah al-Arabiyyah yang fatwa-fatwa dan karya-karyanya diterima dengan baik oleh masyarakat. Ratusan penuntut ilmu belajar kepada beliau.

2. Keluarga dan menimba ilmu

Keluarga beliau adalah keluarga yang terkenal dengan ilmu dan perdagangan, pertanian dan dikenal akan keutamaan dan akhlaknya. Asal mereka dari Madinah. Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz hidup dalam lingkungan ilmu, petunjuk dan kebaikan, amat jauh dari keduniaan dan perhiasannya yang menipu. Kota Riyadh pada waktu itu adalah kota ilmu dan petunjuk, di kota tersebut banyak tinggal para ulama terkemuka dan tokoh agama yang menyerukan dakwah kembali kepada al-Qur’an dan sunnah Rasulullah -shollallahu alaihi wa sallam-. Suasana kota Riyadh pada saat itu aman dan stabil, setelah Raja Abdul Aziz -rahimahullah- datang dan bermukim di Riyadh serta menerapkan hukum yang adil, yang dibangun di atas syariat Islam setelah sebelumnya kota itu dalam kekacauan yang tidak ada akhirnya.

Demikianlah, Syaikh Bin Baaz tumbuh dan berkembang dalam lingkungan ilmu, maka tidak diragukan lagi bahwa al-Qur’anul Karim adalah cahaya yang menerangi kehidupan beliau, al-Qur’an adalah lambang keselamatan dan kesuksesan. Maka beliau memulai mempelajari al-Qur’an, sebagaimana adat kebiasaan para ulama salaf rahimahumullah, dimana mereka menjadikan al-Qur’an sebagai dasar ilmu mereka, mereka hafalkan dan mempelajarinya, memperhatikan hukum-hukum dan tafsirnya. Dari sana, mereka mempelajari ilmu syariat lainnya.

Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz telah menghafal al-Qur’an di luar kepala sebelum baligh, beliau sangat menjaga hafalan dan memantapkannya. Setelah mempelajari al-Qur’an, beliau menuntut ilmu kepada para ulama di daerah Najd dengan kesungguhan, lapang jiwa dan sabar. Syaikh Bin Baaz pernah menyebutkan dalam ceramah beliau, bahwa ibunya mempunyai andil besar dalam mengarahkan beliau menuntut ilmu syar’i serta sabar dalam menekuninya. Ibu beliau senantiasa mendorong dan menganjurkan beliau untuk terus menuntut ilmu dan berusaha memperolehnya dengan kesungguhan.

Setelah nampak bahwa beliau pandai dalam ilmu agama dan bahasa Arab, beliau ditunjuk menjadi hakim pada tahun 1357 H, dan beliau terus menerus menuntut ilmu sepanjang hidupnya, mengadakan penelitian serta mengajar malam dan siang. Kedudukan beliau tidak menyibukkan beliau dari kegiatan ilmiah, hingga hal ini menjadikan beliau kokoh dan mendalam pengetahuannya dalam berbagai ilmu. Beliau amat perhatian terhadap hadits beserta ilmunya, hingga pendapat beliau dalam pen-shahihan dan pen-dhaifan hadits dijadikan rujukan. Kedudukan ini sedikit dicapai oleh para ulama, khususnya pada zaman ini.

3. Mengalami kebutaan

Awalnya Syaikh Bin Baaz tidak buta, kemudian dengan hikmah Allah, mata beliau berangsur-angsur melemah lantaran sakit yang menimpa kedua matanya pada tahun 1346 H, lalu pada tahun 1350 H beliau mengalami kebutaan total. Usia beliau saat itu hampir duapuluh tahun. Akan tetapi, yang demikian itu tidak menjadikan beliau meninggalkan atau berkurang semangat dan tekad beliau dalam mencari ilmu. Justru beliau terus menuntut ilmu dari para ulama yang shalih, hingga beliau dapat mengambil faedah yang banyak dari mereka. Para ulama itu memberi pengaruh dalam kehidupan beliau, dalam pandangannya yang lurus, ilmu yang bermanfaat, bersemangat dalam mencapai hal-hal yang bernilai, tumbuh dalam keutamaan, berakhlak mulia dan pendidikan yang terpuji, dan hal-hal yang memberikan andil yang besar bagi beliau dalam meneruskan menuntut ilmu. Dan hal yang patut diketahui, bahwa Syaikh Bin Baaz banyak mendapatkan banyak faedah dari kebutaan beliau diantaranya :

Pertama :
Mendapatkan balasan yang baik dan pahala yang banyak dari Allah -subhanahu wa taala-. Imam Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan dalam shahih Bukhari dalam hadits Qudsi bahwasanya Allah ta’ala berfirman :

إِذَا اِبْتَلَيْتُ عَبْدِي بِفَقْدِ حَبِيْبَتَيْهِ عَوَّضْتُهُمَا الْجَنَّةَ

“Jika aku menguji hamba-Ku dengan kehilangan kedua matanya, aku akan mengganti keduanya dengan surga”. (HR Bukhari)

Kedua :
Kekuatan dalam mengingat dan kecerdasan luar biasa, Syaikh Bin Baaz v adalah seorang ulama ahli hadits pada zaman ini. Jika anda bertanya tentang suatu hadits yang terdapat di al-Kutubussitt’ah , Musnad Ahmad atau kitab-kitab hadits lainnya, anda akan dapati bahwa beliau hafal baik nash hadits, maupun sanad periwayatannya, penjelasannya dll.

Ketiga :
Beliau terhalaukan dari keindahan dunia dan fitnahnya. Syaikh Bin Baaz adalah seorang yang berlaku zuhud di dunia dan bersikap hati-hati, serta mengarahkan hatinya ke negeri akhirat, bersikap tawadhu dan berendah diri dihadapan Allah -subhanahu wa taala-.

Keempat :
Beliau banyak mengambil faedah dari kebutaan yang beliau alami, dimana beliau berusaha dengan keras dalam menuntut ilmu, menguatkan kesabaran dalam meniti jalannya hingga menjadi ulama terkemuka yang dikenal akan ilmu dan pemahamannya, serta kuat dalam berdalil. Allah -azza wa jalla- telah mengganti cahaya kedua mata beliau dengan cahaya pada hati beliau, cinta pada ilmu, menempuh sunnah, dan berjalan di atas petunjuk serta kecerdasan dalam hati.

4. Kesibukan dalam mengajar

Syaikh bin Baaz -rahimahullah- melihat bahwa pekerjaannya sebagai kepala hakim telah menyibukkannya dari mengajar dan ilmu, maka beliaupun meninggalkan pekerjaan sebagai kepala hakim dan menjadi dosen di Riyadh di kuliah syariah. Beliau menyampaikan pelajarannya langsung tanpa persiapan karena hafalannya yang sangat kuat, dan beliau amat dicintai oleh para muridnya.

Kemudian setelah itu, beliau menjadi rektor Universitas Islam di kota Madinah, berkumpul dengan para dosennya dan memberikan pengarahan yang baik untuk berlaku lembut dalam bermuamalah serta perhatian dalam memberikan ilmu. Beliau mengucapkan salam kepada para mahasiswa, jika berjalan melalui kelas-kelas dan mendengarkan permasalahan yang disampaikan mereka. Terkadang, beliau memberikan ceramah-ceramah. Pintu perpustakaan beliau terbuka untuk penuntut ilmu, dan inilah keistimewaan beliau yang banyak tidak dilakukan para ulama dan mereka yang memiliki perpustakaan, dimana mereka tutup perpustakaan mereka dari para penuntut ilmu dan kaum muslimin.

5. Akhlak Syaikh Abdul Aziz Bin Baaz

Syaikh Bin Baaz adalah seorang yang memiliki kewibawaan, dimana sosok kemuliaan para ulama adalah dari kewibawaan mereka, disamping kedudukan tinggi yang mereka miliki. Sikap berwibawa pada diri beliau ini, Allah tanamkan pada hati manusia ketika melihatnya, dan hal ini tumbuh dari kecintaan, pengagungan dan penghormatan padanya, bukan timbul dari rasa takut pada beliau. Bahkan Syaikh Bin Baaz -rahimahullah- mewajibkan dirinya untuk berlaku hormat dan berakhlak mulia pada mereka, hingga hal ini menjadikan mereka segan dan malu pada beliau, dan mereka sangat menghormati beliau.

Dan hal yang menambah kewibawaan beliau adalah beliau menjauhi ucapan jelek dan buruk serta hal-hal yang menodai rasa malu. Hampir-hampir anda tidak akan mendapati dalam majelis beliau tawa canda kecuali sedikit, tetapi anda akan dapati dalam majelis beliau penuh dengan dzikir kepada Allah, dan memikirkan hal-hal akhirat.

Barangkali hal yang menonjol pada diri Syaikh Bin Baaz adalah sikap zuhud beliau -rahimahullah-, padahal beliau memiliki kekayaan. Namun, beliau berpaling dari dunia dan lebih mendahulukan akhirat, karena beliau mengetahui bahwa akhirat adalah negeri yang kekal dan dunia adalah tempat yang tidak kekal. Beliau mengikuti jejak zuhud para salafus shalih rahimahumullah yang merupakan manusia yang paling jauh dari dunia dan keindahannya, padahal mereka mampu. Syaikh Bin Baaz -rahimahullah- adalah sosok panutan, ulama yang patut diikuti, suri tauladan dalam zuhud, wara’, lari dari manisnya pujian. Berapa kali dalam ceramah, ketika pembukaan acara banyak orang memuji perangai dan kedudukan beliau, tapi beliau berkata:

لَقَدْ قَصَمْتَ ظَهْرَ أَخِيْكَ، وَإِيَّاكُمْ وَالتَماَدُحَ فَإِنَّهُ الذَبْحُ، اَللَّهُمَّ اِجْعَلْنِي خَيْرَا مِمَّا يَظُنُّوْنَ، وَاغْفِرْ لِي مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ

“Engkau telah memecah punggung saudaramu, waspadalah kalian dari saling memuji karena itu adalah penyembelihan, ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka duga, dan ampunilah aku dari hal yang tidak mereka ketahui”.

Dengan kata-kata yang bercahaya ini, serta bimbingan yang lurus, kami melihat beliau sangat tidak menyukai pujian. Hal ini menunjukkan akan sikap zuhud dalam hati, serta kemuliaan dalam jiwa, kesucian dalam anggota tubuh, dan rasa takut kepada Allah.

6. Ahli dan fasih dalam berbahasa arab

Syaikh Bin Baaz termasuk salah seorang ulama yang fasih dan menonjol dalam ilmu bahasa Arab. Hal ini Nampak dari karya-karya dan ceramah-ceramah beliau. Gaya bahasa beliau mudah dimengerti, manis, ringkas dan jelas.

7. Kuat dalam hafalan

Diantara hal yang menunjukkan akan kuatnya hafalan Syaikh Bin Baaz, adalah suatu kali beliau pernah ditanya tentang hadits-hadits dalam kutubussittah dan kitab hadits lainnya, lalu beliau menjawabnya dengan menyebutkan secara detail hadits-hadits itu, dari sisi periwayat, kritikan terhadap sanadnya, dan bagaimana pendapat ulama tentangnya. Beliau adalah salah seorang yang diberi karunia Allah dengan kemampuan menghafal shahih Bukhari dan Muslim.

Demikian juga diantara hal yang menunjukkan kecerdasan beliau, ketika berkutbah maupun ceramah, beliau banyak mengutip ayat-ayat al-Qur’an dan hadits nabi, ucapan para ulama sesuai dengan teksnya.

Demikian pula, diantara hal yang menunjukkan kecerdasannya, beliau mampu membedakan suara-suara orang-orang yang mencintai beliau dari kalangan penuntut ilmu yang mengucapkan salam pada beliau, padahal jumlah mereka banyak.

Syaikh bin Baaz termasuk tokoh dari kalangan ulama yang memberikan fatwa di dunia Islam, beliau banyak ikut serta dan menyampaikan ceramah di berbagai muktamar. Karya beliau banyak dan bermanfaat. Beliau ahli bahasa Arab, ilmu faraid (warisan), dan ilmu hadits beserta para periwayatnya. Beliau banyak membaca “tahdzib at-Tahdzib” karya Ibnu Hajar. Beliau pernah berkata kepada penuntut ilmu yang mencintai beliau : “Saya hafal sekitar 80 % kitab ini”. Dan beliau telah mempelajari berkali-kali kitab “Fathul Bari” serta meneliti hadits-haditsnya bersama Syaikh Muhibbundin al-Khattib dan Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi rahimahumullah.

8. Sifat dermawan

Beliau tidak pernah menolak suatu permintaan, sebagian penuntut ilmu menceritakan bahwa salah seorang mujahidin mendatangi beliau (meminta bantuan), saat itu Syaikh Bin Baaz tidak memiliki kecuali barang yang dianggap penting oleh beliau, lalu beliau menjual dan memberikan hasil jualannya di jalan Allah. Dan terlihat kedermawanan beliau saat berkumpulnya berbagai kalangan (manusia) dalam hidangan meja makan beliau. Hadir di dalamnya para ulama, penuntut ilmu, para pemikir, sastrawan, orang-orang awam, orang-orang fakir dan miskin serta para musafir. Beliau menyambut semuanya, dan ini suatu yang diketahui dan tidak perlu dibuktikan kebenarannya karena diketahui banyak orang.

9. Aktivitas keseharian

Syaikh Bin Baaz memulai kegiatannya saat hampir tiba waktu subuh, lalu shalat subuh di masjid beliau, setelah shalat beliau membaca dzikir-dzikir setelah subuh kemudian menyampaikan pelajaran hingga matahari terbit. Pelajaran yang banyak diajarkan Syaikh Bin Baz adalah kitab “Fathul Bari”, “Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah”, “Bulughul Maram”, “Kutubussittah”, “Syarh at-Thahawi” dan lainnya. Selesai darinya, beliau shalat dua rakaat lalu kembali ke rumahnya. Setelah itu, beliau pergi ke perpustakaan, sesampai di sana beliau akan mendapati orang-orang yang akan memasuki perpustakaan menunggu beliau. Kemudian beliau mengucapkan salam dan beramah tamah dengan mereka, berdialog, menjawab permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi. Disamping itu, beliau menjawab permasalahan melalui telepon dari dalam dan luar negeri Saudi Arabia dari individu maupun lembaga-lembaga tanpa merasa jemu dan bosan.

Setelah itu, beliau shalat dzuhur berjamaah kemudian kembali bekerja. Ketika jam menunjukkan 2 siang, beliau pulang ke rumah, dan di sana para tamu beliau telah menunggu. Beliaupun makan siang bersama-sama dengan tamunya, setelah itu shalat ashar. Terkadang beliau memberikan ceramah singkat setelah shalat ashar kemudian pulang ke rumahnya. Pada waktu maghrib beliau pergi shalat di masjid, kemudian pulang ke rumah untuk membaca dan mencermati masalah umat hingga waktu isya’. Dan majelis beliau tidak pernah sepi dari orang-orang yang mengunjungi beliau.

10. Karya tulis (karya tulis beliau ini ditulis oleh para muridnya, dengan persetujuannya)

• الأدلة الكاشفة لأخطاء بعض الكتاب.

• الأدلة النقلية والحسية على إمكان الصعود إلى الكواكب وعلى جريان الشمس وسكون الأرض.

• إقامة البراهين على حكم من استغاث بغير الله أو صدق الكهنة والعرافين.

• الإمام محمد بن عبد الوهاب: دعوته وسيرته.

• بيان معنى كلمة لا إله إلا الله.

• التحقيق والإيضاح لكثير من مسائل الحج والعمرة والزيارة على ضوء الكتاب والسنة.

• تنبيهات هامة على ما كتبه محمد علي الصابوني في صفات الله عز وجل.

• العقيدة الصحيحة وما يضادها

• الدعوة إلى الله.

• تنبيه هام على كذب الوصية المنسوبة إلى الشيخ أحمد.

• وجوب العمل بالسنة وكفر من أنكرها.

• الدعوة إلى الله سبحانه وأخلاق الدعاة.

• الرسائل والفتاوى النسائية: اعتنى بجمعها ونشرها أحمد بن عثمان الشمري.

• الفتاوى.

• فتاوى إسلامية – ابن باز – ابن عثيمين – ابن جبرين.

• فتاوى تتعلق بأحكام الحج والعمرة والزيارة.

• فتاوى المرأة لابن باز واللجنة الدائمة جمع وترتيب محمد المسند.

• فتاوى مهمة تتعلق بالحج والعمرة.

• فتاوى وتنبيهات ونصائح.

• الفوائد الجلية في المباحث الفرضية.

• مجموع فتاوى ومقالات متنوعة أشرف على تجميعه وطبعه د. محمد بن سعد الشويعر. من 1- 12 طبعة دار الإفتاء.

• مجموعة رسائل في الطهارة والصلاة والوضوء.

• مجموعة الفتاوى والرسائل النسائية.

• نقد القومية العربية على ضوء الإسلام والواقع.

• شرح الأصول الثلاثة

1. Dalil-dalil yang mengungkap kesalahan sebagian kitab
2. Dalil dari al-Qur’an dan kenyataan yang menunjukkan mungkinnya naik ke bintang-bintang serta beredarnya matahari dan bumi tidak berputar
3. Penegakkan hujjah atas mereka yang beristhigatsah kepada selain Allah dan yang membenarkan para dukun dan tukang ramal.
4. Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab : dakwah dan sejarahnya
5. Penjelasan makna laa ilaa ha illallah
6. Penjelasan seputar permasalahan haji, umrah dan ziarah berdasarkan al-Qur’an dan sunnah
7. Peringatan penting terhadap karya Muhammad Ali as-Shobuni seputar sifat-sifat Allah
8. Aqidah yang benar dan hal-hal yang menyelisihinya
9. Dakwah kepada agama Allah
10. Peringatan penting atas dustanya wasiat yang dinisbatkan kepada Syaikh Ahmad
11. Wajibnya beramal sesuai dengan sunnah dan kekafiran orang yang mengingkarinya
12. Dakwah kepada Allah dan akhlak para dai
13. Risalah dan fatwa-fatwa tentang permasalahan wanita : dihimpun oleh Ahmad bin Utsman asy-Syamiri
14. Fatwa-fatwa
15. Fatwa-fatwa tentang Islam oleh Syaikh Bin Baz, Syaikh ibnu Utsaimin dan Syaikh bin Jibrin
16. Fatwa-fatwa berhubungan dengan hukum-hukum haji, umrah dan ziarah
17. Fatwa-fatwa wanita oleh Syaikh Bin Baz dan lembaga majelis ulama Saudi Arabia dihimpun oleh Muhammad al-Musnad
18. Fatwa-fatwa penting seputar haji dan umrah
19. Fatwa-fatwa, peringatan serta nasehat
20. Faedah yang besar dalam masalah-masalah yang wajib
21. Kumpulan fatwa dan makalah dihimpun oleh Doktor Muhammad bin Sa’ad asy-Syuwair jilid 1-12 cetakan Daarul ifta.
22. Kumpulan risalah dalam permasalahan bersuci, shalat dan wudhu.
23. Kumpulan fatwa dan risalah tentang wanita
24. Kritikan atas fanatik kesukuan berdasarkan agama Islam dan kenyataan
25. Penjelasan kitab al-Ushulul ats-Tsalaasah

sumber : Majalah adz-Dzakhiirah al-Islamiyyah Ed 29, hal. 37-43

0 komentar:

Post a Comment

Silakan Tinggalkan komentar yang berhubungan dengan materi. terima kasih telah berbagi...