Thursday, July 8, 2010

Penyembelihan al-Maut

Maut adalah hilangnya kehidupan. Setiap jiwa akan merasakan maut. Maut adalah sesuatu yang maknawi yang tidak dapat terlihat oleh penglihatan, namun kelak Allah akan menjadikannya sesuatu yang berjasad yang dapat dilihat, yang natinya akan disembelih diantara surga dan neraka. Hal ini berdasar kepada hadits Abu said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shalallahu ‘alayhi wasallam bersabda :

يُؤتى بالموت كهيئة كبش أمْلَح، فينادي مُنادٍ: يا أهل الجنة! فَيَشْرئبّون وينظرون فيقول : هل تعرون هذا؟ فيقولون : نعم هذا الموت، وكلهم قد رَأَوْهُ، ثم يُنادي: يا أهل النار! فيشرئبون وينظرون فيقولُ : هل تعرفونَ هذا؟ فيقولون : نَعَمْ، هذا الموت، وكُلُّهُم قد رأوه، فَيُذبَحُ ثم يقول: يا أَهْلَ الجنَّة! خُلودٌ، فلا موت ويا أهل النار! خُلودٌ فلا موت، ثم قرأ :

“Pada hari kiamat nanti, Maut didatangkan dalam bentuk domba yang gemuk, kemudian dipangillah penghuni surga: ‘wahai penghuni surga !’ Semua penghuni surga menoleh kearah suara dan melihat kearah (al maut tersebut). Kemudian mereka ditanya: “Tahukah kalian apa ini? Mereka menjawab” ‘Ya, kami tahu, itu adalah maut.’ Hingga semuanya melihat. Lalu maut itu disembelih. Setelah disembelih, terdengar seruan, “Wahai penduduk surga, kekallah kalian didalamnya karena tidak akan ada kematian lagi, wahai ahli neraka kekallah kalian didalamnya karena tidak akan ada kematian lagi. Kemudian beliau (Nabi Shalallahu ‘alayhi wasallam) membaca :

óOèdöÉRr&ur tPöqtƒ ÍouŽô£ptø:$# øŒÎ) zÓÅÓè% ãøBF{$# öNèdur Îû 7's#øÿxî öNèdur Ÿw tbqãZÏB÷sムÇÌÒÈ

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS Maryam: 39)

(HR Bukhari dalam menafsirkan ayat 39 surat maryam1), juga dalam bab “Shifat al-Jannah wan-Naar dari hadits Ibnu Umar secara marfu’ 2))

1) Hadits ini diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam Shahihnya, Kitab “Tafsir dari surat Maryam”, bab “Dan peringatkanlah mereka dari hari penyesalan.” (4730)

2) Hadits ini diriwayatkan oleh imam Bukhari dalam Shahihnya, kitab “ar-Riqaaq”, bab “Ciri-ciri surga dan neraka.” (6548)

Sumber : kitab “syarah Lum’atul i’tiqod al-Haadi ilaa Sabiilir Rosyaad” syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

0 komentar:

Post a Comment

Silakan Tinggalkan komentar yang berhubungan dengan materi. terima kasih telah berbagi...